myPangandaran - Informasi Pangandaran Terlengkap

Wajib Diatasi, Inilah 7 Ancaman Serius Akibat Sampah Plastik di Laut

Oleh Eva pada Sabtu, 27 Januari 2024 11:22 WIB

Sampah plastik bukan lagi permasalahan baru di planet tempat kita tinggal. Dalam beberapa tahun terakhir, masalah ini semakin membesar dan menjadi sumber kekhawatiran. Tidak hanya daratan yang telah dipenuhi oleh tumpukan sampah plastik, tetapi laut juga menjadi korban polusi plastik yang meresahkan.

Dampak dari sampah plastik di laut sangat beragam, melibatkan ancaman terhadap ekosistem laut, kesehatan manusia, dan dampak ekonomi. Berikut adalah 7 bahaya dan konsekuensi yang perlu segera diatasi terkait sampah plastik di laut dilansir dari laman IDN Times.


1. Merusak Keseimbangan Nutrien di Laut
Adanya mikroplastik atau partikel plastik berukuran kurang dari 5mm mengakibatkan ketidakseimbangan nutrien di laut. Mikroplastik merupakan ancaman serius terhadap organisme penyaring dan pemakan, seperti ikan paus dan Manta Ray. Kehadiran sampah plastik dapat membahayakan ikan paus dan Manta Ray karena racun dalam mikroplastik dapat merusak metabolisme dan fungsi reproduksi mereka, mengancam keseimbangan nutrien di laut.

2. Membahayakan Keselamatan Hewan Laut
Berbagai hewan laut sekarang hidup berdampingan dengan sampah plastik, seringkali keliru menganggapnya sebagai makanan. Contohnya, penyu yang seharusnya memakan ubur-ubur, malah memakan sampah plastik di laut. Saat ini, sekitar 3 dari 7 spesies penyu terancam punah, dan 267 spesies di seluruh dunia, termasuk 84% penyu laut dan 43% mamalia laut, terancam oleh sampah plastik.

3. Merusak Terumbu Karang
Terumbu karang memainkan peran penting dalam menyediakan habitat vital bagi spesies laut dan mengatur kadar karbon serta nitrogen dalam air. Namun, terumbu karang yang terpapar sampah plastik memiliki tingkat infeksi penyakit yang tinggi, menyebabkan kekhawatiran karena 60% dari terumbu karang rusak parah, termasuk setengah dari Karang Penghalang Besar, terumbu karang terbesar di dunia, yang telah mati.

4. Mengurangi Populasi Fitoplankton
Sampah plastik di laut juga mengancam populasi fitoplankton, yang berperan penting dalam produksi oksigen di lautan melalui proses fotosintesis. Jika sampah plastik mengganggu populasi fitoplankton, produksi oksigen dari lautan akan berkurang, mengakibatkan potensi peningkatan emisi karbon dioksida.

5. Mengancam Eksistensi Burung Laut
Sampah plastik juga membahayakan burung laut, dengan 90% dari burung laut diketahui mengonsumsi sampah plastik. Isi perut burung laut umumnya terdiri dari sampah plastik seperti tutup botol, serat sintetis pakaian, dan mikroplastik. Prediksi menyatakan bahwa jumlah spesies dengan sampah plastik di dalam tubuh mereka akan terus meningkat setiap tahunnya.

6. Berbahaya bagi Kesehatan Manusia
Sampah plastik di laut tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga membahayakan kesehatan manusia melalui rantai makanan. Racun-racun yang terkandung dalam plastik, seperti timbal, kadmium, merkuri, dan diethylhexyl phthalate (DEHP), dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan manusia, termasuk kanker, gangguan sistem kekebalan tubuh, gangguan perkembangan anak, dan cacat lahir.

7. Berdampak Buruk pada Perekonomian
Meningkatnya sampah plastik di laut juga merugikan perekonomian, terutama dalam industri perikanan dan pariwisata. Kepingan plastik dapat merusak alat penangkapan ikan, memerlukan perbaikan dan penggantian kapal. Selain itu, kehadiran sampah plastik di pantai mengurangi daya tarik wisata, mengakibatkan penurunan jumlah pengunjung dan pendapatan yang merosot.


Dampak dari sampah plastik di laut sangat serius, tidak hanya bagi biota laut tetapi juga bagi manusia. Penting untuk segera meningkatkan kesadaran dan mengatasi masalah ini agar dampaknya tidak semakin meruncing.

Maka dari itu, yuk SobatMy yang mau berlibur ke pantai atau kemana pun selalu buang sampah ke tempatnya, ya. Mari kita bersama-sama menjaga lingkungan agar tidak menyakiti atau merugikan makhluk hidup lainnya juga.




(Foto/Gambar: Ilustrasi sampah plastik di laut/Dok. Andriy Nekrasov/Getty Images/iStockphoto)