myPangandaran - Informasi Pangandaran Terlengkap

Pangandaran Lifeguard, Tim Penjaga Pantai

pada Senin, 12 April 2010 20:30 WIB

Bicara soal wisata laut, tanpa melibatkan tim penyelamat pantai, rasanya tidaklah lengkap. Sebab keduanya memiliki hubungan sinergis. Wisatawan membutuhkan ketenangan dan keamanan selama berpariwisata, khususnya ketika bermain atau berenang di laut yang merupakan perhatian utama wisata pantai.

Sedangkan tim penyelamat (life guard) atau sekarang lebih dikeren dengan sebutan Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) bertugas memberikan rasa aman.

Oleh karenanya keberadaan Balawista memiliki arti strategis dalam upaya mengembangkan potensi wisata pantai. Bahkan keberadaannya juga merupakan bahan promosi tersendiri.

Kawasan wisata pantai Pangandaran, sejak 1995 secara resmi memiliki Balawista sebagai sebuah tim penyelamat pantai. Tugas mereka kurang lebih sebagaimana dalam film Baywacth, yang menceritakan tentang penjaga pantai. Meski jumlah personilnya terbatas, namun mereka dapat melaksanakan tugasnya secara profesional. Sehingga banyak nyawa wisatawan yang berhasil diselamatan.

Berbeda dengan anggota life guard dalam film Baywatch, yang dihiasi wajah cantik dengan tubuh yang aduhai, Balawista Pangandaran tampaknya cukup jauh dari wajah cantik, sebaliknya tampil dengan wajah cakep dan penampilan yang juga cukup oke. Karena memang belum ada anggota perempuannya. Meski demikian, ada kesamaan di antara sesama anggota tim penyelamat pantai, yakni kulitnya hitam, akibat setiap hari terpanggang sinar matahari.

Saat ini Balawista Pa-ngandaran beranggotakan 30 orang, di bawah komando Dodo Taryana, dibantu pengurus seperti Heri Haerudin yang dipercaya sebagai koordinator lapangan, Endang Wijaya dan lainnya. Bahkan mereka juga memiliki anggota kehormatan Jhon asal Selandia Baru yang sudah lama tinggal di Pangandaran. Dari pria bule itu, mereka banyak menimba ilmu, karena yang bersangkutan juga merupakan salah satu instruktur Balawista Pangandaran yang juga mengelola Sekolah Pengembangan Olahraga Air.

Untuk memberikan keterampilan baik fisik maupun kepiawaiannya dalam memberikan pertolongan, secara periodik anggota balawista harus mengikuti pelatihan, pembekalan maupun kegiatan latihan rutin. Dengan demikian anggota Balawasita harus siap setiap saat.

Meski seluruh sarana dan prasarana milik Balawasita hancur saat terjadinya gelombang pasang tsunami, namun saat ini mereka sudah kembali bangkit, seiring dengan sektor parwisata Pangandaran yang juga sudah mulai menggeliat. Dengan keterbatasan yang dimiliki, mereka tetap melaksanakan tugasnya dengan sigap.

Sedikit demi sedikit mereka berhasil menambah peralatan yang sangat dibutuhkan. Setidaknya saat ini memiliki 17 buah terpedo boy, 2 tabung oksigen, 5 pesawat komunikasi, seperangkat alat pengeras suara, megaphone, blankar, peluit yang selalu tergantung di leher anggota tim, serta sebuah mobil operasional.

Kita juga baru menerima bantuan papan penyelamat, rescue board dari International Live Saving (ILS) Australia. Kalau soal kebutuhan memang masih kurang banyak, seperti perlunya ambulance, jet ski dan lainnya. Kami menyadari kondisi, namun demikian dengan keterbatasan yang ada justru menjadi tantangan bagi kami untuk bertindak lebih baik, kata Dodo sembari menambahkan telah merencanakan pembangunan lima buah pos penjagaan.

#