Blog Wisata
        
            Minyak Nyamplung untuk Energi Nabati
        
         
         	 Senin, 08 November 2010 19:39 WIB  | 2.240 Views
         
          
         
        RISET yang dilakukan Wahyudi Anggoro selama 
bertahun-tahun, akhirnya membuahkan hasil. Ia masuk nominasi 20 finalis 
untuk entrepreneurship pemula yang digelar Wismilak Challenge 2010. Ia 
menciptakan energi dari nabati, sekaligus mampu menyingkirkan 15 ribu 
peserta se-Indonesia. Saat berdiskusi dengan Ir Ciputra di Jakarta, 
kemarin (7/11), Wahyudi memaparkan tentang manfaat tanaman nyamplung.
Sejak dua tahun lalu, pria kelahiran Jogjakarta pada 1979 itu memang 
melakukan riset bahan baku biji nyamplung (Callophylum inophylum). 
Setahun proses penelitian itu, ia pun mampu menciptakan minyak yang 70 
persen lebih tinggi daripada biji jarak. Namun, masyarakat tidak menduga
bahwa ada begitu banyak manfaat yang dihasilkan dari nyamplung.
Padahal, tanaman tersebut sangat mudah tumbuh, terutama di kawasan 
pesisir pantai Indonesia. Tanaman ini misalnya, banyak tumbuh di Alas 
Purwo, Kepulauan Seribu, Ujung Kulon, Cagar Alam Penanjung Pangandaran, 
Batu Karas, Pantai Carita Banten, Yapen (Jayapura), Biak, Nabire, 
Sorong, Fakfak, Halmahera, hingga Ternate.
"Tanamannya mudah hidup, dan sebarannya di seluruh provinsi juga ada. 
Pada masa penjajahan Belanda, tanaman itu dibudidayakan karena kayunya 
(digunakan) untuk bantalan kereta api," kata Wahyudi.
Dijelaskannya, biji nyamplung nyatanya juga berguna untuk bahan energi 
nabati. Saat ini saja katanya, ia tengah menggarap salah satu Base 
Transmitter Station (BTS) untuk memasok sedikitnya 20.000 liter per 
bulan. Sebab di Pulau Jawa, kebutuhan bahan baku nabati untuk 
operasional BTS tersebut masih sulit, karena bisa dipasok dari PLN. 
Namun untuk November 2011, minyak hasil temuannya itu sudah akan memasok
60 ribu liter kebutuhan itu untuk BTS.
Pohon nyamplung disebutkan rata-rata bisa tumbuh pada ketinggian 500 
meter dari permukaan laut. Hasil penafsiran tutupan lahan dari citra 
satelit Landsat 7 ETM+, didapati tanaman ini ada di wilayah pantai 
provinsi di seluruh Indonesia. Bahkan diperkirakan, luas areal pohon 
nyamplung mencapai 480.000 hektare. Jika dari luasan indikatif total 
hutan alam sebesar 10 persen saja, nyamplung bisa tumbuh produktif, maka
itu dianggap bisa menguntungkan.
Wahyudi menjelaskan, dari hasil penelitiannya, produktivitas biji 
tanaman ini per hektare adalah sebesar 10 ton atau total produksi 
sebesar 500 ribu ton. Ini setara dengan 225 juta liter biodiesel, 3,8 
juta ton pupuk organik, 72 ribu ton pakan ternak, 18 ribu ton gliserin, 
dan 12 ribu ton bahan oleokimia lain. Dari situ, bisa didapat hitungan 
nilai total hingga Rp 5,02 triliun.
Wahyudi sendiri selama ini memusatkan penelitiannya di Desa Pandes, 
Sewon, Bantul. Hasilnya antara lain adalah biodiesel nyamplung, yang 
disebut jauh lebih efisien dibanding dengan solar. Bukan hanya itu, 
nyamplung juga diketahui ramah lingkungan, karena kadar polusinya 
rendah.
Untuk proses pembuatannya sendiri, dilakukan awalnya dengan biji yang 
dipilah-pilah. Biji yang bagus dipilih, lantas dijemur maksimal dua 
hari. Tidak boleh sampai kering, karena yang penting biji memuai untuk 
siap digiling. Setelah digiling halus, nyamplung lalu diperas 
menggunakan alat pres, dengan mesin dan minyak mentah. Maka akan keluar 
minyaknya yang berwarna cokelat kehitaman, kental, untuk kemudian 
disimpan dalam tong plastik.
Proses selanjutnya, seperti dijelaskan, adalah mengolahnya dengan 
sejumlah bahan kimia, sebelum akhirnya siap menjadi bahan bakar. Sejauh 
ini kata Wahyudi, kapasitas produksinya dalam sehari mencapai 250 liter 
minyak nyamplung siap pakai. Sementara kapasitas mesinnya sendiri 
sebenarnya 700-800 liter sehari.
Sekadar diketahui, 15-20 November ini memang menjadi gerakan Global 
Entrepreneur Week (GEW) yang serentak diikuti 102 negara. Banyak 
organisasi dan perusahaan swasta yang berpartisipasi dalam kegiatan itu.
Hajatan akbar itu juga digiatkan tim Ciputra Entrepreneurship Center. 
Serangkaian kegiatan dilakukan, mulai dari seminar, talk show, serta 
pencanangkan Palembang sebagai pelopor Kota Entrepreneur di Indonesia. 
Ini ditandai dengan pembangunan patung lambang entrepreneur setinggi 7 
meter di Palembang
	  
    
    
    
     
 
         
	Anda mempunyai konten untuk ditayangkan di myPangandaran.com dan jaringannya seperti berita, opini, kolom, artikel, berita foto, video, release Perusahaan atau informasi tempat bisnis di Pangandaran.
    Kirimkan tulisan anda melalui 
Kontribusi dari Anda
Berikan Komentar Via Facebook
 
        
       	
    Blog Wisata Lainnya
         
     
        
            
            Welcome to Pangandaran Beautiful Beach
       		Jum'at, 26 November 2010 06:10 WIB 
            Pangandaran Beach is reputedly the most beautiful beach in West Java and possibly in all of Java. It is Java`s answer to