Jelang sore di bulan suci Ramadhan menjadi waktu yang paling
ditunggu-tunggu bagi sebagian remaja di Pangandaran, bagaimana tidak
mereka seolah-olah mempunyai tempat bermain baru ketika datangnya bulan
ramadhan tiba, nama tempat itu adalah jalan tol. Saya sendiri gak tau
sebab musabab kenapa jalan itu disebut jalan tol, yang pasti jalan itu
berfungsi untuk mempermudah akses pengunjung pantai pangandaran yang
dibangun cukup lama, kalau gak salah waktu saya SD, asalnya semua akses
masuk pantai terpusat lewat jalan Kidang Pananjung dan Jl. Parapat
karena saat itu Jalan tol sekarang masih merupakan kebun kopi coklat.
Sebetulnya tak banyak yang dilakukan orang
pangandaran saat ngabuburit di jalan tol, mereka hanya muter-muter
menggunakan motor, sepeda atau jalan kaki. Saya termasuk orang yang
pernah menikmati masa-masa itu. Panjang jalan tol sendiri sekitar 1 km
sehingga cukup asyik jika jalan-jalan menggunakan kendaraan dengan
pelan. Dengan seperti itu kami bisa menjumpai banyak teman-teman yang
jarang ketemu atau sudah lama engga ketemu.
Selain melakukan perputaran mengelilingi jalan tol
yang kadang saya pernah hitung ada yang sampai berulang-ulang, biasanya
orang-orang berkumpul ditempat-tempat tertentu, ada yang
dipinggir-pinggir trotoar, ada yang diujung tol, ada yang pinggir
pantai ada juga yang selain melakukan perputaran juga yang meneruskan
jalan-jalan kearah cagar alam ataupun sebaliknya kearah pamugaran
hingga bundaran pamugaran dan setelah itu kembali lagi ke jalan tol.
Jumlah
ngabuburiter juga tidak sedikit,
bisa lebih dari dua ribu orang. Walaupun didominasi anak-anak usia
sekolah, tapi tidak sedikit keluarga yang jalan-jalan sambil membawa
anaknya. Biasanya datang dari Arah babakan, arah Parapat, arah
pananjung dan wonoharjo dan untuk pamugaran didominasi penduduk
cikembulan dan sidamulih.
Sejauh ini, peluang ekonomi yang ada dengan
banyaknya orang-orang pangandaran yang berkunjung ke jalan tol sendiri
masih kecil mengingat tidak jauh dari jalan tol ada pasar induk
pangandaran, para pedagang tajil lebih baik jualan di pasar ketimbang
di jalan tol karena rata-rata pengunjung memang tidak terlalu focus
untuk mencari tajil.
Jalan tol yang disebagian badan jalannya sudah
bergelombang tidak membuat para pengunjung malas untuk kembali lagi
esok harinya, apalagi beberapa hari jelang lebaran, dipastikan dapat
penuh mengingat orang pangandaran yang diluar kota seperti diriku akan
menyempatkan diri datang ke jalan itu untuk mencari teman-teman lama,
dan tidak sedikit yang cuci mata mengurangi pahala puasa.